Skip to main content

BLOK MASELA


Tahun lalu di sela sela seminar international di Singapore, saya sempat bertemu dengan teman yang juga sebagai rekanan TNI untuk peralatan militer. Saya sempat tanyakan kebijakan Jokowi menjalankan skema pengelolaan Blok Masela secara onshore, atau di darat. Bukankah akan lebih menguntungkan dilakukan secara offshore?. Dia hanya tersenyum. Menurutnya saya jangan hanya mendengar polemik sekitar pertimbangan bisnis tapi juga pertimbangan geostrategis pertahanan laut Indonesia. Saya sempat tersentak. Tapi dia tidak menjelaskan lebih jauh alasannya itu. Dan ini mendorong rasa ingin tahu saya lebih lanjut tentunya.
Dalam satu presentasi bisnis, salah satu mitra bisnis saya mengatakan bahwa engga gampang buat pangkalan militer di kawasan yang berdekatan dengan teritori negara lain. Perlu alasan yang kuat untuk bisa membuat pangkalan itu. Nah saya teringat akan Blok Masela. Saya berusaha melihat peta posisi Blok Marsela diantara negara tetangga. Ternyata Marsela tepat di garis landas kontinen kita dan sangat dekat dengan garis ZEE Indonesia-Australia. Bahkan Australia Poseidon Blok yang berhubungan dengan Timor Leste sangat berdekatan dengan Masela. Disebelahnya ada Pulau Barossa milik Australia yang akan segera dibangun (FLNG Caldita Barossa) dan diproyeksikan beroperasi pada 2017-2018.
Dengan adanya pangkalan FLNG itu australia punya alasan kuat mengontrol wilayah itu dengan menggunakan pesawat tempurnya. Tak terhitung berkali kali pesawat tempur Australia memasuki perairan Indonesia tapi tidak mampu di tangkal oleh angkatan udara maupun angkatan laut. Karena TNI hanya punya pangkalau AU di Makasar. Jarak tempuh sangat jauh menjangkau wilayah Masela. Padahal di kawasan timor Indonesia itu bukan hanya masela tapi ada juga Pulau Lirang, Pulau Wetar, Pulau Kisar, Pulau Leti dan Pulau Alor, yang hanya di kawal oleh 2 anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan 2 Babinsa TNI Angkatan Darat (AD).
Jokowi tidak ingin ada lagi pelecehan terhadap teritorial Indonesia. Negara harus hadir mengamankan wilayah indonesia dari segala upaya pihak asing yang ingin mengontrol wilayah Indonesia. Keputusan membangun kilang di darat sangat smart. Dengan adanya kilang di darat maka indonesia punya alasan kuat secara hukum international untuk membangun pangkalan pertahanan di wilayah itu. Karena kita harus ingat bahwa Masela bukan semata blok gas tetapi harus dilihat dari konteks abad 21 yaitu ’World Ocean Century’, di mana semua kawasan dan negara maju berlomba menunjukan kemampuannya mempersiapkan diri agar mampu berpartisipasi setara dengan negara lain. Disana TNI menempatkan SSAT (Sistem Senjata Armada Terpadu), yang melibatkan pesawat udara, pangkalan angkatan udara, Rudal anti serangan udara serta sarana deteksi udara untuk memperoleh kemampuan dalam mengamankan wilayah kedaulatan.
Bagaimana dampak lebih jauhnya ? Selama ini wilayah pertahanan indonesia timur termasuk Papua sangat rentan. Bahkan SBY tidak menempatkan wiayah itu dalam MP3I. Jangankan mempertahankan, membangun saja takut. Dengan adanya pangkalan perang di wilayah itu maka secara maritim, Indonesia berada di posisi strategis mengunci serangan dari luar baik dari AS maupun dari Australia. Itu sebabnya perundingan soal Freeport yang melibatkan kekuatan AS dan Australia, Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata. Kita tegas bukan hanya politik tapi karena secara infrastruktur militer kita siap menghadapi segala kemungkinan terburuk kalau terjadi perang regional. Mempertahankan wilayah engga cukup dengan menciptakan lagu dan naik kuda putih...
Pahamkan sayang..

GROUP DISKUSI DENGAN BABO

Comments

Popular posts from this blog

TIDUR DI KAMAR NYI RORO KIDUL

Ini kejadian beberapa puluh tahun lalu. Saya bersama teman orang Jepang yang bekerja di perusahaan Marubeni Jakarta berniat untuk diving di Labuan , Jawa Barat ( Sekarang masuk wilayah Banten). Dengan kendaraan Jib berserta perlengkapan selam dari Jakarta kami menuju Labuan. Karena berangkatnya sudah sore, sampai di Labuan hari telah malam. Semua hotel yang ada disekitar Labuan penuh. Namun salah satu petugas hotel mengatakan ada satu kamar tersedia. Tapi itu kamar khusus. “ Khusus apa ? “ Itu kamar Nyi Rorokidul.” “ Orangnya lagi kemana?. Kata teman saya orang Jepang. “ Ya ada disitu. “ “ Terus kenapa kamu kasih kamar ke kami kalau orangnya ada ? kata saya. “ Maksudnya dia akan datang kekamar itu setiap saat. Makanya kamar selalu stand by untuk dia. “ “ Oh sekarang dia lagi tidak ada. “ Kata saya. Petugas hotel itu hanya diam tanpa ingin menjelaskan. “ Begini saja. Besok pagi kami langsung check out. Karena kami akan ke pulau Panaitan untuk menyelam. Jadi kami hanya butuh tid

BIJAK DALAM PERBEDAAN

Bersama teman pria saya mendatangi cafe yang di kawasan Central, Hong Kong. Saya ada janji dengan relasi yang akan membantu saya dealing dengan salah satu calon investor di Arab. Walau relasi ini sudah saya kenal cukup lama namun hubungan hanya sebagai teman bisnis. Jadi saya tidak tahu banyak tentang pribadinya. Ketika kami datang ke cafe itu , nampak dia sedang duduk dimeja sendirian. Keliatan dari wajahnya dia sedikit mabuk. Saya menyalaminya. Seketika saya melihat baju dalam model tang top yang di bungkus blasser melorot. "Your breasts …" kata saya sambil tersenyum tanpa melirik kearah dadanya "Why? Small? Katanya dengan wajah berkerut. “its not i mean, but ..” kata saya tetap tersenyum sambil melirik kearah dadanya. Dan dia segera menyadari. “ Thank you” katanya sambil menarik perabotannya kebalik baju lagi. Wanita itu tidak tersinggung karena dia sudah mengenal saya lama. Di luar negeri, etika menjaga perasaan orang lain itu terbentuk dengan sendirinya. Ka

SEKURITISI ASET

Awal Januari Jokowi mewacanakan agar BUMN malakukan kreatifitas melakukan financial engineering mendapat dana dari pasar dan sekaligus meningkatkan leverage asset. Salah satu yang diusulkan itu adalah sekuritisasi asset. Sekuritisasi asset merupakan salah satu solusi sumber dana diluar APBN membangun insfrastruktur. Tanggal 31 agustus kemarin, Jasa Marga berhasil meluncurkan produk investasi berbasis pendapatan masa depan atau bahasa kerennya Future Revenue Based Securities (FRBS) atas ruas jalan toll yang telah beroperasi. Total FRBS yang dilempar kepasar memiliki nilai maksimum Rp2 triliun dengan jangka waktu lima tahun. FRBS ini mendapat izin dari OJK dan akan dikembangkan sebagai salah satu instrument pembiayaan, bukan hanya BUMN tapi juga pihak swasta agar juga ikut meramaikan bursa. Saya akan bercerita tetang project derivative value yaitu bagaimana perusahaan di era modern saat ini bisa berkembang pesat karena dukungan finacial resource lewat financial engineering. Du